Format Kamera Yang Ideal

| Monday, August 8, 2016

Jakarta - Dalam lima tahun terakhir, perkembangan kamera digital berkembang cukup pesat dan variasi formatnya juga. Maksud dari format kamera digital adalah ukuran sensor digital (atau jaman dulu ukuran filmnya). Di era digital, ukuran sensor sangat bervariasi, ada jenis 1 inci, four thirds (4:3), APS-C, Full frame (setara film 35mm), dan medium format.

Sedangkan istilah sistem kamera yaitu mengacu pada sistem kamera yang bisa tukar lensa. Mencari sistem kamera terbaik dalam hal keseimbangan berat dan ukuran tidak mudah. Pada ujung-ujungnya harus memilih antara kualitas gambar terbaik atau ukuran yang ringkas untuk kenyamanan saat jalan-jalan.

Setelah beberapa waktu memikirkan hal ini, menurut saya, ada dua sistem kamera yang saya pikir paling ideal untuk dipilih yaitu sistem kamera berformat full frame dan micro four thirds.

Kiri: kamera mirrorless full frame A7R mk II dan lensa 16-35mm f/4 VR untuk menghasilkan foto dengan resolusi tinggi (42 MP), dan kanan: Olympus OMD EM10 II (16 MP) dan lensa wide 9-18mm (ekuivalen 18-36mm di sensor full frame), kalau ingin kamera yang seringkas mungkin dengan hasil yang baik.

Format Kamera Full Frame

Format full frame memberikan kualitas gambar yang baik dalam hal resolusi tinggi sehingga dapat menangkap detail lebih banyak. Sampai saat ini sudah ada yang mencapai 50MP (Canon 5DS), dan ada yang resolusinya tidak begitu tinggi seperti Nikon D5 yaitu 20.8MP, tapi ISO-nya mencapai ISO 3.2 juta. Hal ini disebabkan karena permukaan sensor full frame yang ukurannya relatif besar.

Lensa-lensa full frame juga sangat lengkap, dari era film puluhan tahun yang lalu sampai saat ini bisa dipakai baik langsung pasang maupun pakai adaptor. Dalam sepuluh tahun belakangan ini, saya perhatikan kebanyakan produsen lebih bersemangat dalam membuat lensa full frame daripada untuk kamera bersensor lebih kecil. Contohnya lensa seri L Canon semuanya adalah lensa full frame. Sony juga awal tahun 2016 ini mengumumkan tiga lensa full frame profesional baru (FE/GM) tapi tidak mengumumkan lensa baru untuk sensor APS-C (NEX).

Format full frame ini secara kualitas memang sudah tinggi, tapi bukan yang tertinggi, masih ada pilihan kamera bersensor medium format seperti Phase One XF, Hasselblad, Pentax 645Z, Leica S dst. Tapi kamera dan lensa yang berukuran besar dan berat tentunya tidak nyaman untuk dibawa kemana-mana.

Sebagai gambaran, kamera medium format Pentax 645Z dengan lensa Pentax 55mm f/2.8 beratnya 1.96 kg. Leica S dan lensa zoom 30-90mm f/3.5-5.6 beratnya totalnya 2.5 kg. Kamera seberat itu memang kebanyakan digunakan di dalam studio untuk tujuan fotografi komersial. Pernah beberapa kali saya melihat beberapa fotografer mengunakan kamera seperti itu saat traveling, tapi pemandangan seperti itu termasuk langka.

Format Micro Four Thirds

Format micro four thirds saat saya pikir juga bagus. Format ini dipelopori Olympus dan Panasonic. Ukuran sensornya lebih kecil dari dibandingkan APS-C atau full frame, tapi karena itu juga sehingga memungkinkan insinyur-insinyurnya membuat kamera dan terutama lensa-lensanya menjadi jauh lebih mungil, ukurannya lensa telefoto zoom yang panjang bisa tetap mungil seperti foto disebelah kanan bawah.

Lensa telefoto zoom Panasonic 35-100 f/3.5-5.6 (ekuivalen 70-200mm). Bisa sekecil ini karena ukuran sensor m43.

Bagaimana dengan sistem kamera bersensor APS-C?

Kamera dengan sensor gambar berukuran APS-C, jika mengunakan lensa fix (bukan zoom) masih ok, tapi kalau sudah lensa zoom dan panjang/bukaan besar, jadi timpang dan secara keseluruhan kombinasi kamera dan lensanya jadi besar juga.

Menurut saya jadinya agak tanggung, soalnya kalau bersedia nambah dikit lagi sudah dapat kamera full frame yang dapat memberikan kualitas foto dengan detail yang lebih baik.

Bagi sebagian besar orang terutama untuk pemula, format APS-C mungkin sudah lebih dari cukup, dan juga tidak terlalu mahal lensa dan aksesorisnya. Tapi setelah berpengalaman dan membandingkan hasil fotonya, saya merasa format full frame menghasilkan hasil foto yang lebih baik, dan setelah mengunakan format kamera full frame, saya cenderung enggan memakai kamera dengan format yang lebih kecil jika "ultimate image quality" yang saya saya pentingkan. Hanya saat saya ingin travel light seperti saat saya ke Jepang, saya mengunakan format dengan sensor yang lebih kecil.

Rekomendasi saya yaitu jika prioritasnya adalah sistem kamera yang ringkas dan nyaman dibawa untuk memotret dalam jangka waktu lama, sistem micro four thirds boleh dilirik, sedangkan untuk mendapatkan kualitas foto yang lebih baik, sistem kamera berformat full frame adalah pilihan terbaik.

*) Penulis: Enche Tjin adalah pendiriInfofotografi.com, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer.

Mau konsultasi berbagai hal seputar fotografi? Kirim saja pertanyaan ke Klinik IT detikINET di link berikut.

0 comments:

Post a Comment

Next Prev
▲Top▲