Manchester - Kedatangan Josep Guardiola ke Inggris memunculkan ekspektasi tersendiri. Dia dinilai bisa memengaruhi sepakbola Inggris dengan pendekatan taktiknya.
Guardiola adalah satu dari sekian manajer top yang akan bersaing di Premier League musim ini. Pemoles Manchester City itu akan beradu taktik dengan nama-nama seperti Jose Mourinho (Manchester United), Antonio Conte (Chelsea), Juergen Klopp (Liverpool), Arsene Wenger (Arsenal), serta Cladio Ranieri (Leicester City) dan Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur) yang musim lalu sama-sama melejit.
Berbekal sukses di Barcelona dan Bayern Munich sebelumnya, Guardiola jelas memikul beban besar untuk melanjutkannya di City. Yang berbeda adalah, jika di Barca dan Bayern persaingannya relatif lebih ringan karena sedikit rival yang terlibat, Premier League diyakini akan memberikannya ujian yang sesungguhnya.
Pun begitu, tak cuma trofi yang dinantikan dari kiprahnya bersama City. Guardiola yang dikenal gemar bereksplorasi secara taktik dinilai bisa memengaruhi sepakbola Inggris.
Eks gelandang Barca sekaligus mantan anak asuh Guardiola, Xavi Hernandez, percaya mentornya itu bisa memberikan sentuhan perubahan di Inggris.
"Hal pertama yang saya ingat dari ucapannya sebagai pelatih adalah, dia tidak akan menoleransi setiap pemain yang tidak bekerja keras. 'Ini adalah satu-satunya hal yang saya butuhkan, bahwa kalian bekerja keras untuk tim'," kata Xavi dalam film dokumenter Guardiola berjudul 'Pep'.
"Itu adalah sebuah kejutan untuk kami kala itu. Sepakbola pressing tinggi ketika itu sungguh brilian. Itu adalah revolusi sepakbola yang nyata, sebuah sepakbola modern."
"Dalam beberapa tahun, tidak ada lagi yang bermain bola-bola panjang. Bahkan Real Madrid mengubah gaya bermain mereka. Tahun pertama Pep memulai revolusi sepakbola ini. Kami membuat sejarah, tidak cuma untuk kemenangan-kemenangannya, tapi juga untuk cara kami bermain."
"Dia mengubah dunia sepakbola. Dia tidak cuma mengubah Barca, dia mengubah dunia sepakbola. Saya rasa dia adalah salah satu dari sedikit orang yang bisa mengubah sepakbola Inggris," imbuhnya seperti dikutip Sky Sports.
Di Barca, Guardiola meraih 14 trofi hanya dalam empat musim. Di Bayern, dia mempertahankan dominasi tim Bavaria itu dengan memenangi tiga titel Bundesliga dan dua gelar DFB-Pokal.
Guardiola dikenal sebagai manajer yang mengusung pendekatan penguasaan bola dan penguasaan ruang. Mengembangkan gayanya dari basis Total Football, pria 45 tahun ini menerapkan gaya bermain menyerang dengan garis pertahanan tinggi untuk melakukanpressing yang intens dan agresif.
Sejak periode akhirnya di Barca, Guardiola sudah menunjukkan minat dengan pola 3-4-3 setelah sebelumnya lebih sering bermain dengan 4-3-3. Dia kerap mengubah pemain dari posisi aslinya, antara lain Javier Mascherano (gelandang ke bek), Javi Martinez (gelandang ke bek), atau Philipp Lahm (bek sayap ke gelandang). Populernya kembali false nine juga salah satu andil Guardiola.
Dalam laga ujicoba City kontra Arsenal di Ullevi Stadium, Senin (8/8/2016) dinihari WIB tadi misalnya, dia bereksperimen dengan tak memainkan satupun bek tengah murni sebagai starter. Sebagai gantinya, dia menurunkan Fernando dan Aleksandar Kolarov di jantung pertahanan.
0 comments:
Post a Comment